Minggu, 25 April 2010

Khusyu' Dalam Shalat



Resep Khusyu' Dalam Shalat adalah sebagai berikut :

1. Melakukan persiapan untuk melaksanakan shalat.

Mengenakan pakaian yang baik serta bersih, memperhatikan siwak yaitu membersihkan dan menyikat gigi serta mengharumkan mulut, dimana mulut tersebut nantinya akan menjadi jalan bagi keluarnya Al Qur'an. Dan berwudhu dengan sempurna dan berdoa, lalu menjawab segala kalimat-kalimat yang dilantunkan oleh seorang Mu'adzdzin kemudian berdoa dengan doa yang telah disyari'atkan setelah adzan dikumandangkan.

Firman Allah swt :
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid (tiap-tiap akan mengerjakan shalat atau thawaf keliling ka'bah atau ibadah lainnya) makanlah dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan (jangan melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf : 31)

2. Memohon perlindungan kepada Allah dari godaan Syetan.


Diantara godaan syetan terhadap seorang yang menunaikan shalat, adalah sebagaimana yang telah dikabarkan dari Rasulullah saw tentang cara menghindarinya. Sabda Rasulullah saw : "Sesungguhnya seseorang di antara kamu jika berdiri untuk menunaikan shalat, maka datanglah syetan, lalu ia mengacaukan shalatnya dan menjadi ragu-ragu terhadap shalatnya, sehingga dia tidak mengetahui berapa raka'at yang telah dilakukannya. Maka jika seseorang di antara kamu menemukan hal yang seperti itu, hendaknya dia bersujud dua kali, yaitu pada saat dia dalam keadaan duduk." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, lihat Shahihul-Bukhari, pada topik pembahasan As-Sahwu, pada bab As-Sahwu fil Fardhi Wat-Tathawwu)

 3. Bersikap tenang dalam Shalat.

Rasulullah saw selalu thuma'ninah (bersikap tenang) dalam malakukan shalat, sehingga setiap tulang belulangnya kembali ke tempat semula. Dan dari Qatadah ra, dia berkata, Rasulullah saw pernah bersabda : "Paling jeleknya manusia dalam mencuri adalah orang yang mencuri sebagian dari shalatnya. Ada seorang sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, bagaimanakah dia mencuri shalatnya ? Rasulullah saw menjawab, dia tidak menyempurnakan ruku' shalat itu dan tidak pula menyempurnakan sujudnya." (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Ahmad, lihat jilid 1 hal. 229. Hadits ini pula disebutkan di dalam kitab Shahihul-Jami' pada hadits nomor 997)

4. Mengingat mati di dalam Shalat.

Sabda Rasulullah saw pada saat beliau memberikan nasehat terhadap Abu Ayyub ra : "Jika engkau telah berdiri di dalam shalatmu, maka lakukanlah shalat sebagaimana shalat seorang yang akan meninggalkan." (Diriwayatkan oleh Ahmad, lihat Musnad Ahmad jilid 5 hal. 412. Dan di dalam kitab Shahihul-Jami' disebutkan pada hadits nomor 742)

Maksud daripada hadits diatas adalah melakukan shalat sebagaimana seseorang yang melakukan shalat, sedangkan dia mengira bahwa tidak akan pernah dapat melakukannya kembali selain shalat yang sedang dilakukannya itu. Maka jika seorang yang melakukan shalat itu berperasaan bahwa dia akan meninggal dunia, sedangkan kematian itu pasti akan datang, dia juga berperasaan bahwa shalat yang sedang dilakukannya itu adalah shalat yang paling akhir dilakukan maka dia akan melakukannya dengan khusyu'. Sebab dia tidak mengetahui mungkin shalat itulah memang benar-benar shalat yang paling akhir dia lakukan.

5. Berpikir dan memperhatikan ayat-ayat yang sedang dibacanya.

Firman Allah swt :
"(Inilah) kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang berakal." (QS. Shaad : 29)

Berpikir tentang ayat-ayat dan dzikir-dzikir yang terdapat dalam bacaan shalat tidak akan pernah dapat dimengerti kecuali dengan mengetahui makna apa yang sedang kita baca. Maka jika kita memahami tentang apa yang kita baca, kita akan dapat memikirkannya dan menyadarinya.

Firman Allah swt :
"Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang tuli dan buta." (QS. Al-Furqan : 73)


6. Tidak mengganggu orang lain dalam bacaan Shalat.

Rasulullah saw pernah bersabda : "Ingatlah, sesungguhnya setiap di antaramu adalah memohon kepada Tuhannya, maka janganlah sebagian di antara kamu menyakiti sebagian yang lain dan janganlah sebagian di antara kamu mengangkat bacaannya atas sebagian yang lain." (Diriwayatkan oleh Abu Daud, lihat Sunan Abu Daud jilid 2 hal 83 dan di dalam kitab Shahihul-Jami' disebutkan pada hadits nomor 752)

Bahwa orang yang melakukan shalat tidak diperkenankan untuk bersikap egois dengan tidak memikirkan orang-orang yang berada disampingnya sehingga menimbulkan suara yang dapat terdengar oleh orang yang berada disampingnya.

8. Tidak menoleh-noleh di dalam Shalat.

Pada suatu hari Rasulullah saw pernah ditanya oleh seseorang tentang masalah menoleh di dalam shalat. Mendengar pertanyaan itu Rasulullah saw menjawab : "(Menoleh di dalam shalat itu merupakan) sebuah pencurian yang dicuri oleh syetan dari shalat seorang hamba." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, pada topik pembahasan Al-Aadzan pada bab Al-IItifaat Fish-Shalah)

Oleh : Muhammad Shaleh Al-Munajjid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar