Selasa, 20 April 2010

Surat Kasih Sayang dari Allah swt


Saat kamu bangun pagi hari, Aku memandangmu dan berharap kamu akan berbicara kepada-Ku, walaupun hanya sepatah kata meminta pertolongan dari-Ku atau bersyukur kepada-Ku atas sesuatu hal yang indah terjadi padamu pada hari kemarin dan pagi ini.

Firman Allah swt :
"Sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul kepadamu, yaitu salah seorang di antaramu, yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu, membersihkan kamu (dari kelakuan yang tak baik) dan mengajarkan Kitab dan hikmah kepadamu dan lagi mengajarkan apa-apa yang belum kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah : 151)

Tetapi Aku melihat kamu begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja dengan terburu-buru. Aku kembali menanti saatnya kamu akan pergi, Aku tahu ada sedikit waktu bagimu untuk menyapa-Ku, tetapi kamu begitu tak pedulinya dan menghindari-Ku.

Firman Allah swt :
"Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu dan berterima kasihlah kepada-Ku dan jangan kamu menyangkal (nikmat-Ku)." (QS. Al-Baqarah : 152)

Di tempat kamu bekerja, kamu melakukan aktifitas apapun dan terkadang kamu duduk menyendiri. Aku  tetap menanti dan akan bicara kepada-Ku tetapi kamu justru membayangkan keindahan dunia dan kamu berpikir bagaimana caranya untuk meraih sesuatu harta benda yang didapat dari hasil bekerja selama ini. Aku menanti sepanjang hari dan melihatmu begitu sibuknya tanpa ada sedikit waktu untuk menyapa-Ku, apalagi kamu mendapat kabar gembira atas prestasimu dalam bekerja. Berkumandang azan di siang hari dan saatnya makan siang. Aku memandangmu makan begitu lahap sehingga perutmu menjadi kenyang tanpa dapat bergerak lagi, sedih hati-Ku melihatmu seperti itu.

Firman Allah swt :
"Apabila kamu telah selesai mengerjakan sembahyang, hendaklah kamu ingat akan Allah waktu berdiri dan duduk dan berbaring. Apabila kamu telah aman (tiada berperang lagi), maka dirikanlah sembahyang sebaik-baiknya). Sesungguhnya sembahyang itu diperlukan atas orang-orang mukmin pada waktunya." (QS. An-Nisa' : 103)

Hari ini masih ada waktu tersisa dan Aku berharap engkau akan berbicara kepada-Ku, meskipun saat kamu pulang ke rumah terasa lelah seharian kamu bekerja belum lagi kamu beristirahat sambil menonton TV kesukaanmu sampai larut malam dan tertidur tanpa sepatahpun nama-Ku disebut.

Firman Allah swt :
"Hai orang-orang beriman, minta tolonglah kamu dengan sabar dan sembahyang. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang sabar." (QS. Al- Baqarah : 153)

Aku selalu hadir untukmu.
Aku telah bersabar menantimu untuk menyapa-Ku.
Aku sangat menyayangimu.
Tapi, Ku tunggu tak kunjung tiba untuk berbicara dengan-Ku dari mulai Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya terus kembali lagi ke Subuh, kamu masih tidak peduli dengan-Ku. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada-Ku.

Apa salah-Ku padamu, wahai hamba-Ku ?
Rizki yang Ku-limpahkan, Kesehatan yang Ku-berikan, Harta yang Ku-relakan, Makanan yang Ku-hidangkan, Anak-anak yang kurahmati. Apakah itu tidak membuatmu ingat kepada-Ku !
Percayalah Aku selalu menepati janji, selalu mengasihimu, selalu menyayangimu, selalu melindungimu dan selalu setia mendampingimu disetiap saat.

Aku berharap kamu dapat menyadarinya dan memohon kepada-Ku atas kesalahanmu selama ini.

Firman Allah swt :
"Kecuali orang-orang yang taubat dan memperbaiki serta menyatakan, maka Aku terima taubat mereka, dan Aku Penerima taubat, lagi Penyayang." (QS. Al-Baqarah : 160)

1 komentar:

  1. “Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

    Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Izin memberikan masukan

    Allah Ta’ala berfirman
    yg artinya:

    “Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah mempuyai anak.” Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
    [QS Yunus, 10:68]

    Allah mengingatkan bahwa
    ketika orang Yahudi dan Nasrani
    berkata bahwa “Allah mempunyai anak”

    Maka sesungguhnya mereka telah berdusta atas nama Allah.
    Mereka mengatakan Allah telah begini dan begitu
    (menurut persangkaan dan tebak-tebakan mereka)
    padahal Allah tidak demikian.

    Maka hendaknya kita
    sebagai kaum Muslimin
    tidak juga mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nasrani
    antara lain dengan mengatakan
    Allah telah begini dan begitu
    berdasarkan khayalan, tebakan dan persangkaan

    Walaupun penulis awal artikel “Surat Sayang dari Allah SWT”
    mungkin mempunyai niatan yg sangat baik
    namun niat yg baik
    harus juga dijalankan dengan cara yg baik

    (Tidak boleh orang melakukan perampokan dan pencurian
    dengan niatan baik, “menafkahi anak dan istri”)

    Maka demikian pula
    niatan yg baik untuk menasihati kaum muslimin agar ingat kepada shalat
    hendaknya juga dgn cara2 yg baik
    antara lain dengan menyampaikan ayat Al Qur’an dan hadits2 shahih
    atau artikel para Ulama

    Dan lebih baik dihindari cara2
    yg (ternyata) menipu
    antara lain:
    1. “Surat Sayang dari Allah”. Dimana suratnya? Di Zabur? Taurat? Injil? Shuhuf Musa? Shuhuf Ibrahim? Al Qur’an? Surat dan ayat yg mana?
    2. Menulis bahwa Allah berkata demikian, padahal kita tidak tahu apakah benar Dia telah berkata demikian
    3. Menulis bahwa Allah berpikir demikian, padahal kita tidak mempunyai bukti bahwa Dia memang berpikir demikian
    dll

    Bolehkah kita berkata:
    “Pak RT menghimbau
    agar penduduk RT sekitar sini
    diharapkan agar mengumpulkan 10.000 rupiah per kepala
    yg semuanya akan disedekahkan kepada fakir miskin di RT sebelah.”

    Padahal Pak RT sama sekali tidak pernah berkata demikian.

    Kalaulah berdusta atas nama Pak RT saja tidak boleh,
    apalagi berdusta atas nama Allah.

    Sekali lagi
    mari kita renungkan lagi Firman Allah yg artinya:
    “Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
    [QS Yunus, 10:68]

    Wallahu’alam
    Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    BalasHapus