Senin, 05 Juli 2010

Jangan Berputus Asa pada Rezeki Allah


Kisah Rasulullah saw, mengenai seekor ulat yang hidup di dasar laut atas rezeki Allah swt.

Ketika itu, Rasulullah sedang mengadakan acara walimatul 'ursy dengan seorang wanita sebagai istrinya. Saat para sahabat yang diundang menyaksikan makanan yang dijamukan Rasulullah, mereka membincangkan darimana Rasulullah akan menghidupi istri-istrinya. Maklum jamuan walimahnya saja begitu sederhana. Usai sholat berjamaah, Rasulullah lalu bercerita tentang masalah rezeki kepada para sahabatnya yang diundang itu. Ini kisah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril. Boleh aku bercerita ? tanya Nabi. Para sahabat pun langsung mengiyakan dengan penuh antusias. Lalu, berceritalah Nabi saw tentang Nabi Sulaiman yang sedang sholat di tepi pantai. Nabi Sulaiman melihat seekor semut berjalan di atas air sambil membawa daun hijau seraya memanggil katak. Setelah itu, muncullah katak dan menggendong semut menuju dasar laut. Apa yang terjadi di dasar laut ? Semut menceritakan bahwa di dasar laut itu berdiam seekor ulat. Sehari dua kali aku diantar malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat tersebut, kata semut. Siapa malaikat itu ? tanya Nabi Sulaiman as. Ia yang menjelma menjadi katak itu, jawabnya. Setiap usai menerima kiriman daun hijau dan memakannya, si ulat mengucapkan syukur kepada Allah. "Maha Besar Allah yang mentakdirkan aku hidup di dalam laut", kata ulat. Diakhir ceritanya, Rasulullah saw berkata, Jika ulat yang tinggal di dasar laut saja Allah masih tetap memberinya makan, apakah Allah tega menelantarkan umat Muhammad soal rezeki dan rahmat-Nya ?

Firman Allah swt :
".......Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya, Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq : 2-3)

Kaya dan Miskin seseorang sudah ditetapkan oleh Allah swt. Dia telah menentukan nasib seluruh manusia dengan bagian rezekinya masing-masing. Dan Allah swt telah menciptakan manusia dalam berbagai derajat dan lapisan dengan maksud agar orang-orang kaya dapat menyuruh orang-orang miskin. Hal demikian merupakan bentuk keadilan Allah swt. Jika tidak ada keadilan dari Allah maka siapa yang akan mengerjakan sawah ladang, buruh pabrik dan lain sebagainya. Keharmonisan seperti ini tiada lain agar kemaslahatan umat tercipta, disamping untuk menguji agar dapat diketahui mereka yang bersungguh-sungguh dalam bekerja menghadapi kehidupannya dan mereka sabar dan ridha menghadapi Qadha' dan Qadar-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar