Selasa, 24 Agustus 2010

Ramadhan Bersama Allah SWT


Di awal surat Al Baqarah yang merupakan surat pertama setelah Al Fatihah, Allah menegaskan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (hudal lil muttaqiin). Maksudnya bahwa yang banyak mengambil manfaat dari hidayah Al Qur'an hanyalah orang-orang yang bertaqwa, sekalipun beriman seseorang akan selalu melanggar Al Qur'an. Tidak sedikit contoh dimana orang-orang yang beriman melanggar hukum-hukum Al Qur'an tetapi seorang mutaqiin tidak mungkin melanggar hal tersebut.

Firman Allah SWT :
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa." (QS. Ali Imran : 133)

Ada tiga sisi utama dari puasa Ramadhan dimana sisi-sisi tersebut bila seseorang menyadarinya dan mengamalkannya secara jujur ia akan mencapai taqwa yaitu :
a. Menguasai Hawa Nafsu.
b. Menaklukkan Syetan.
c. Taat sepenuhnya hanya kepada Allah SWT.

a. Menguasai Hawa Nafsu.

Dalam hidup sehari-hari ketika seseorang tidak berpuasa, hawa nafsu seringkali menguasai manusia. Namun sebaliknya dalam ibadah puasa, seorang hamba benar-benar bertarung secara jujur untuk menguasai hawa nafsu tersebut.

Firman Allah SWT :
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al A'raaf : 179)

b. Menaklukkan Syetan.

Pekerjaan utama syetan adalah untuk menyesatkan manusia agar dia masuk neraka, sebab syetan sudah pasti masuk neraka. Untuk memenuhi cita-cita ini syetan berjanji kepada Allah. Iblis berkata : "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus." (QS. Al A'raaf : 16)

Ketika puasa seseorang benar-benar sedang berjuang melawan syetan. Pintu-pintu dimana syetan keluar masuk ia tutup, ajakan kemaksiatan apapun ia tolak, bisikan apapun dari syetan untuk melanggar ajaran Allah ia tidak layani. Maka orang yang berpuasa tetap bersikap jujur mentaati Allah dan menjauhi dari segala rayuan syetan. Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka." (QS. Al Hijr : 39-40)

c. Taat sepenuhnya hanya kepada Allah SWT.

Ikhlas mentaati Allah adalah senjata utama untuk melawan godaan nafsu dan syetan. Sebab ketika seorang benar-benar murni mentaati Allah (ikhlas) ia tidak akan mudah tergoda oleh rayuan apapun. Baginya Allah di atas segala-galanya.

Tidak ada jalan kebaikan dan kebahagiaan kecuali mentaati Allah secara total. Allah Sang Pencipta akan menjaga ciptaan-Nya agar selalu baik dan terjaga.

Firman Allah SWT :
"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri." (QS. Yunus : 44)

Maka percaya sepenuhnya kepada Allah SWT bahwa setiap apa yang Allah perintahkan pasti baik dan setiap apa yang Allah larang pasti merusak. Sebab dari keyakinan yang maksimal seseorang akan bersungguh-sungguh mentaati Allah seperti ibadah di bulan Ramadhan ini.