Minggu, 06 Juni 2010

Menikmati Persaingan


Firman Allah swt :
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Rad : 11)

Allah Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala-gala. Dengan kehendak-Nya, Dia ciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna kejadiannya. Setelah Allah selesai meniupkan ruh pada jasad Adam, iblis disuruh-Nya bersujud (tunduk) kepadanya (menghormati dan memuliakannya). Dan ini bukti bahwa Allah Yang Maha Pengasih memang hendak memuliakan manusia ketika itu dan hingga datang yaumil akhir kelak.

Allah pun telah menitipkan satu potensi luar biasa, yang Insya Allah tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lainnya yaitu potensi untuk bersaing. Karunia Allah yang dari sejak masa awal proses kejadian manusia di dalam rahim manusia, satu ovum (sel telur) diserbu berjuta-juta sel sperma namun yang mampu membuahi ternyata hanya satu sel sperma tidak kurang dan tidak lebih artinya janin bakal manusia tercipta di dalam rahim justru dari bibit yang paling unggul karena ia telah bersaing dengan sangat ketat dan akhirnya berhasil mengalahkan jutaan pesaingnya tersebut. Padahal Allah tentu tidak bermaksud sia-sia menciptakan berjuta-juta sel sperma apabila hanya untuk tidak memiliki manfaat. Tentulah setiap sel sperma itu memiliki potensi yang sama kuatnya, sama tinggi kualitasnya dan sama cepat gerakannya untuk sampai pada sang ovum untuk kemudian membuahinya. Subhanallah persaingan memang harus terjadi dan hanya yang paling unggullah yang keluar sebagai pemenang.

Manusia dibekali Allah potensi untuk bersaing dan sekaligus potensi untuk menjadi yang terbaik. Bersaing pada hakikatnya adalah berjuang dan berikhtiar secara maksimal untuk mengungguli pihak-pihak lain yang mungkin memiliki hasrat dan keinginan yang lebih tinggi, potensi yang lebih mantap, kekuatan fisik dan mental yang lebih prima, taktik dan strategi yang lebih jitu dan berbagai faktor kelebihan lainnya dibandingkan dengan apa yang ada pada diri kita sendiri.

Unsur persaingan akan menjadi tidak bermutu bahkan bukan lagi bersaing namanya apabila pihak lawan diyakini lebih lemah bahkan tidak memiliki potensi apa-apa. Bersaing potensi lawan lebih tinggi, sehingga dapat berupaya untuk melipatgandakan tekad, keyakinan dan kemampuan yang berarti bersaing secara positip.

Kunci persaingan adalah sikap mental positip disertai semangat untuk berjuang sekuat-kuatnya dan berikhtiar mengerahkan segenap potensi yang ada semaksimal mungkin. Bagi orang-orang yang berpikir positip akan meningkatkan kemampuan dan keunggulan dan nilai kepuasan batin akan dirasakan apabila pesaing adalah orang-orang yang hebat walaupun mengalami kekalahan akan merasa puas karena telah memberikan yang terbaik untuk persaingan tersebut. Jadi, lihatlah pesaing-pesaing dengan pemikiran yang positip, pelajari keunggulan tanpa harus disertai dengan kebencian, kedengkian dan rasa dendam. Anggaplah sebagai trigger (pemicu) agar lebih bergairah dalam memompa kemampuan terbaik. Allah Maha Penolong, tidak ada satupun yang bisa menghalangi pertolongan-Nya apabila kemampuan secara optimal yang telah dititipkan kepada hamba-hamba-Nya.

Firman Allah swt :
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran : 110)

Semangat yang membakar dan menggelora di dalam dada untuk selalu berbuat yang lebih baik daripada hari-hari kemarin, melahirkan karya-karya prestatif dan bermutu, tidak bisa tidak akan memberikan perubahan-perubahan diri yang sangat mengesankan setelah menggantung harapan kepada Allah Azza wa Jalla.

Firman Allah swt :
"Wahai, Allah Pemilik Kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran : 26 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar