Minggu, 12 Desember 2010

Shalat Tahajud


1. Syariat Shalat Tahajud.

Firman Allah SWT :

"Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Isra : 79)

Sabda Rasulullah SAW, "Kerjakanlah shalat malam sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelummu dan suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, serta sebagai penebus kejelekan-kejelekanmu, pencegah dosa dan dapat menghalau penyakit dari badan," (HR Tirmidzi dan Ahmad)


2. Keutamaan Shalat Tahajud.

a. Menjadi Kekasih Allah

Firman Allah SWT :
"Dan hamba-hamba Allah yang penyayang ialah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan tenang (tidak sombong), jika mereka dicela oleh orang-orang jahil (jahat), mereka berkata : Selamat ! Dan orang-orang yang pada malam hari bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. (QS. Al Furqan : 63-64)

b. Masuk Surganya Allah.

Sabda Rasulullah SAW, "Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan kepada orang-orang yang lapar, hubungilah sanak keluarga dan shalatlah pada malam hari di kala manusia sedang tidur supaya kamu memasuki surga dengan kesejahteraan." (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

c. Dibedakan dari manusia lainnya.

Firman Allah SWT :
"Adakah orang yang taat (patuh mengikuti Allah) pada waktu malam. seraya sujud dan berdiri, lagi takut akan (siksa) akhirat, serta mengharapkan rahmat Tuhannya (sama dengan orang yang durhaka) ? Katakanlah : Adakah sama orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan ? (tentu tidak). Hanya yang menerima peringatan ialah orang-orang yang berakal. (QS. Az Zumar : 9)

Rabu, 06 Oktober 2010

Tiga golongan Manusia dalam menyikapi Hari Kiamat


Pertama.

Kelompok yang beriman dan yakin dengan semua yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW tentang dekatnya kehancuran alam semesta (Kiamat), yang itu semua di dahului dengan tanda-tanda kecil dan besar yang akan terjadi.

Permusuhan orang Islam terhadap Yahudi, dimana Rasulullah SAW menyebutkan bahwa kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi. Maka merupakan suatu tindakan yang tidak tegas jika seseorang muslim membenarkan damai dengan kelompok Yahudi.

Rasulullah SAW bersabda, "Pada angkatan belakangan umatku ini akan ada orang-orang lelaki yang naik pelana kuda yang menyerupai pelana unta lantas turun di pintu-pintu masjid. Wanita-wanita mereka berpakaian tetapi telanjang, rambut kepala mereka bagaikan kelasa unta yang tinggi. Laknatlah mereka, karena mereka adalah wanita-wanita terlaknat. Kalau dibelakangmu (sesudahmu) nanti masih ada umat-umat lain niscaya wanita-wanita kamu akan melayani wanita-wanita mereka, sebagaimana dahulu kamu dilayani oleh wanita bangsa-bangsa sebelum kamu." (HR Ahmad 2 :36 hadits no 7083 dengan tahqiq Ahmad Syakir)
 
Kedua.

Mereka yang kurang peduli dengan nash-nash tentang peristiwa akhir zaman dan tidak banyak mengkajinya karena dianggap kurang realistis dan bukan masanya. Mereka menganggap bahwa berbicara tentang petaka akhir zaman sebagai penghalang menuju kemajuan karena merasa telah dibatasi oleh takdir tentang berakhirnya alam semesta. Apalagi jika peristiwa akhir zaman itu dikaitkan dengan kemenangan umat Islam di bawah kepemimpinan Al Mahdi yang akan menaklukan seluruh dunia, mereka anggap itu hanyalah ilusi dan mimpi kososng

Sabda Rasulullah SAW :
"Sesungguhnya sebelum terjadinya hari kiamat akan timbul berbagai fitnah bagaikan sepotong malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang masih beriman, tetapi sore harinya telah menjadi kafir. Pada saat itu orang yang duduk lebih baik daripada berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang jalan, dan yang berjalan lebih baik daripada berlari. Karena itu pecahkanlah kekerasanmu, potonglah tali busurmu dan pukullah pedangmu ke batu (yakni jangan kamu gunakan untuk memukul atau membunuh manusia). Jika salah seorang di antara kamu terlibat dalam urusan (fitnah) itu, maka hendaklah ia bersikap seperti sikap terbaik dari dua orang putra Adam (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil)." (Musnad Ahmad 4 : 408 Hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al Jami'ush Shaghir 2 : 193 hadits no. 2045)

Ketiga.

Mereka yang tidak yakin akan datangnya kiamat. Kelompok ini diwakili oleh kebanyakan bangsa barat yang tidak mengimani adanya hari akhir. Kelompok ini didominasi oleh mereka yang tidak menganut agama samawi. Secara umum setiap agama samawi (Islam, Kristen dsb) mengajarkan keyakinan tentang datangnya hari pembalasan. Masing-masing agama samawi itu memiliki kitab suci yang menginformasikan tentang kepastian adanya hari kiamat. Bahkan Taurat dan Injil banyak mewartakan kisah-kisah tentang peristiwa akhir zaman secara berlebih-lebihan. Adapun mereka yang mengingkari adanya kiamat, mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pemikiran dari luar agama mereka yang lebih bernilai politis. Di satu sisi mereka merasa memiliki teknologi yang sangat modern untuk meneliti tentang hakikat alam semesta, hingga bisa menyimpulkan bahwa matahari masih akan bersinar 5 milyar tahun lagi, namun mereka juga memililki misi untuk menggiring manusia agar tidak mengekor kepada agama yang terlalu banyak membelenggu. Mereka ingin membuktikan bahwa banyak ajaran agama (terkhusus Islam) yang sangat tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan modern, tidak realistis dan sulit diterima akal. Sehingga, jika mereka berhasil meyakinkan manusia akan sesatnya kehidupan beragama, maka dengan mudah mereka meyakinkan manusia bahwa kebenaran selalu bersama mereka, bersama teknologi modern yang mereka miliki.

Kecanggihan teknologi yang mereka miliki menjadikan mereka memiliki kesimpulan tersendiri tentang nasib dunia di masa mendatang. Termasuk kelompok ini adalah darwinisme dan mereka sepaham dengannya.

Sabda Rasulullah SAW :
"Bersegeralah kalian melakukan amal shalih sebelum datangnya fitnah, dimana fitnah itu seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pagi-pagi seorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir dan sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan secuil dunia." (Shahih Muslim, Kitab Al Iman, Bab Al Hatstsu 'Ala Mubadaratil A'mal Qabla Tazharul Fitan 2 : 133)

Sabtu, 25 September 2010

Jangan Menganiaya Orang Lain


Sungguh indah hidup ini apabila dihiasi dengan kehalusan hati, kelembutan jiwa dan cinta kasih. Alangkah ruginya manusia yang tidak dapat merasakan cinta kasih sang Ilahi dan sesamanya. Dan alangkah sunyi dan sepi manusia tanpa cinta kasih sesama.

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan membutuhkan pengakuan, pujian, sanjungan dan pembelaan diri sesamanya. Kasih sayang sangat dibutuhkan oleh semua insan. Maka jadilah hamba pengasih dan penyayang terhadap yang lain seperti halnya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang terhadap semua makhluk-Nya.

Sabda Rasulullah SAW, "Allah tidak akan mengasihi orang yang tidak mengasihi sesama." (HR Bukhari).
Sabda Rasulullah SAW yang lainnya, "Barangsiapa tidak mengasihi maka tidak akan dikasihi." (HR Ahmad dan Bukhari)

Jauhilah gelar "Zalim" karena penjaranya adalah "Jahanam" dan Allah Yang Maha Benar adalah hakimnya. Kuburan menjadi tempat yang sangat menyeramkan bagi penzalim penuh dengan siksa dan azab, perhitungannya amat panjang. Maka bebaskanlah dari sifat zalim dan sombong.

Ekspresikan cinta kepada-Nya dengan mencintai sesama, berlaku adil dan bijak agar keistimewaan itu menjadi milik sendiri dan menjadi mulia karenanya. Hiasi hidup ini dengan kebijaksanaan dan keadilan dan jangan kecewakan orang lain dengan lidah dan tangan serta tindakan yang kotor. Menganiaya anak, memakan harta anak yatim dan harta orang lain tanpa hak, menghianati dan semua tindakan kezaliman.

Firman Allah SWT :
"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapatkan azab yang pedih." (QS. Asy-Syura : 42)

Sabda Rasulullah SAW, "Ya Allah, barangsiapa mengurus urusan umatku ini, lalu dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia. Dan barangsiapa menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia juga, ya Allah." (HR Ahmad, Muslim, Ibnu Hibban dan Al-Baghawi)

Selasa, 07 September 2010

Bayarlah Zakat Fitrah


Banyak orang berpuasa, menahan lapar dan haus selama Ramadhan. Tetapi ia tidak tahu apa itu tujuan puasa, begitu Ramadhan selesai dosa-dosa kembali dilakukan. Taqwa adalah kualitas yang harus diperjuangkan untuk menjadi jati diri seorang mukmin yang berpuasa. Bahwa ia dengan menahan nafsu selama Ramadhan, diharapkan kelak benar-benar terjaga dari dosa-dosa. Dengan taqwa terjaga para wali Allah dari segala yang haram, hati mereka penuh dengan takut kepada-Nya maka mereka hidupkan malam-malam mereka dengan ibadah, mereka hauskan kerongkongan mereka, mereka istirahat dengan berlelah-lelahan, mereka hilangkan dahaga dengan kehausan.

Kata Zakat artinya membersihkan, maka harta akan menjadi bersih bila dibayar zakatnya. Demikian juga jiwa, harus dizakati. Zakat jiwa disebut dalam Islam dengan istilah Zakat Fitrah. Batas terakhir waktu membayar zakat fitrah sebelum orang-orang menegakkan shalat Idul Fitri. Maka siapa yang membayar setelah shalat Id, itu menjadi sedekah biasa. Boleh ditunaikan sehari atau dua hari sebelum hari raya, karena Ibn Umar telah melakukannya. (HR. Imam Bukhari no. 1511 dan Imam Muslim no. 984).

Zakat Fitrah hukumnya wajib bagi laki-laki, perempuan, orang-orang dewasa maupun anak-anak. Pada dasarnya dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok yang menjadi kebiasaan suatu negeri untuk fakir miskin supaya mereka ikut bergembira di hari raya Idul Fitri.

Firman Allah SWT :
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fushilat : 30)

Selasa, 24 Agustus 2010

Ramadhan Bersama Allah SWT


Di awal surat Al Baqarah yang merupakan surat pertama setelah Al Fatihah, Allah menegaskan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (hudal lil muttaqiin). Maksudnya bahwa yang banyak mengambil manfaat dari hidayah Al Qur'an hanyalah orang-orang yang bertaqwa, sekalipun beriman seseorang akan selalu melanggar Al Qur'an. Tidak sedikit contoh dimana orang-orang yang beriman melanggar hukum-hukum Al Qur'an tetapi seorang mutaqiin tidak mungkin melanggar hal tersebut.

Firman Allah SWT :
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa." (QS. Ali Imran : 133)

Ada tiga sisi utama dari puasa Ramadhan dimana sisi-sisi tersebut bila seseorang menyadarinya dan mengamalkannya secara jujur ia akan mencapai taqwa yaitu :
a. Menguasai Hawa Nafsu.
b. Menaklukkan Syetan.
c. Taat sepenuhnya hanya kepada Allah SWT.

a. Menguasai Hawa Nafsu.

Dalam hidup sehari-hari ketika seseorang tidak berpuasa, hawa nafsu seringkali menguasai manusia. Namun sebaliknya dalam ibadah puasa, seorang hamba benar-benar bertarung secara jujur untuk menguasai hawa nafsu tersebut.

Firman Allah SWT :
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al A'raaf : 179)

b. Menaklukkan Syetan.

Pekerjaan utama syetan adalah untuk menyesatkan manusia agar dia masuk neraka, sebab syetan sudah pasti masuk neraka. Untuk memenuhi cita-cita ini syetan berjanji kepada Allah. Iblis berkata : "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus." (QS. Al A'raaf : 16)

Ketika puasa seseorang benar-benar sedang berjuang melawan syetan. Pintu-pintu dimana syetan keluar masuk ia tutup, ajakan kemaksiatan apapun ia tolak, bisikan apapun dari syetan untuk melanggar ajaran Allah ia tidak layani. Maka orang yang berpuasa tetap bersikap jujur mentaati Allah dan menjauhi dari segala rayuan syetan. Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka." (QS. Al Hijr : 39-40)

c. Taat sepenuhnya hanya kepada Allah SWT.

Ikhlas mentaati Allah adalah senjata utama untuk melawan godaan nafsu dan syetan. Sebab ketika seorang benar-benar murni mentaati Allah (ikhlas) ia tidak akan mudah tergoda oleh rayuan apapun. Baginya Allah di atas segala-galanya.

Tidak ada jalan kebaikan dan kebahagiaan kecuali mentaati Allah secara total. Allah Sang Pencipta akan menjaga ciptaan-Nya agar selalu baik dan terjaga.

Firman Allah SWT :
"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri." (QS. Yunus : 44)

Maka percaya sepenuhnya kepada Allah SWT bahwa setiap apa yang Allah perintahkan pasti baik dan setiap apa yang Allah larang pasti merusak. Sebab dari keyakinan yang maksimal seseorang akan bersungguh-sungguh mentaati Allah seperti ibadah di bulan Ramadhan ini.


Sabtu, 31 Juli 2010

Jangan Nodai Cinta


Cinta dan kasih sayang adalah amanah dan anugerah Ilahi, cinta sebagai amanah wajib untuk kita jaga dan sebagai anugerah harus kita nikmati.

Bagaimana apabila hidup kita tanpa cinta ? yang jelas hampa, karena tidak ada cinta orang akan mudah tersinggung, tidak ada empati dan perhatian kepada orang lain, tidak ada hormat antara anak kepada orangtuanya begitupun orang tua terhadap anak muda, yang pada intinya tidak ada keharmonisan dalam hidup.

Hampanya cinta juga akan memusnahkan kehidupan sebuah keluarga. Seorang ibu akan menganggap kehadiran anaknya bukan karena amanah akan tetapi sebagai beban, tidak memiliki perasaan cinta. Dalam agama, cinta adalah perwujudan dari naluri yaitu naluri mempertahankan keturunan.

Allah SWT berfirman :
"Dihiaskan kepada manusia, mencintai syahwat (keinginan nafsu), seperti perempuan-perempuan, anak-anak dan harta benda yang banyak, dari emas, perak, kuda yang bagus, binatang-binatang ternak dan tanam-tanaman. Demikian itulah kesukaan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang sebaik-baiknya (yaitu surga)." (QS. Ali Imran : 14)

Pada saat Allah menciptakan manusia, maka Allah sudah memberikan kepada manusia berbagai kelengkapan hidup, organ tubuh yang sempurna, akal dengan berbagai komponen berpikirnya, kebutuhan jasmani dan kebutuhan naluri. Dan dengan penciptaan yang Maha Sempurna, maka manusia akan dapat hidup di dunia ini, memanfaatkan berbagai fasilitas hidup yang Allah ciptakan dan juga mampu berhubungan dengan sesamanya.

Kebutuhan jasmani dan naluri menciptakan dorongan bagi manusia untuk hidup secara dinamis dan energik. Naluri mencintai akan mendorong manusia untuk berbuat demi memenuhi cintanya. Orang yang jatuh cinta umumnya melakukan apa saja demi menarik perhatian orang yang di cintainya dan berbagai cara dapat dilakukan dari yang wajar sampai dengan yang kurang wajar.

Cinta bukanlah kebutuhan biologis, meskipun kemunculannya melibatkan hormon-hormon seksual dalam diri manusia, dan juga pergerakan organ dalam diri manusia, sampai dengan pergerakan organ tubuh lainnya. Kaum pria menurut para ahli memiliki hormon testosteron yang bergerak karena adanya insting cinta. Sedangkan para wanita memiliki hormon progesteron.

Yang namanya kebutuhan naluri sangat berbeda dengan kebutuhan jasmani. Naluri memerlukan faktor eksternal, membutuhkan stimulus sedangkan jasmani tidak memerlukan eksternal sebagai contoh orang merasakan lapar maka orang tersebut tidak perlu rangsangan. Kebutuhan naluri sangat dipengaruhi oleh rangsangan dari luar sebagai contoh keinginan mencintai seseorang akan datang setelah saling pandang,

Rindu dan cemburu juga bagian dari naluri mencintai lawan jenis. Cemburu akan muncul ketika melihat atau mendengar orang yang dicintainya memberi lebih kepada orang lain.

Sabda Rasulullah SAW, "Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka nikahilah karena agamanya, niscaya selamatlah dirimu." (HR Bukhari)

Selasa, 13 Juli 2010

Mutiara Hikmah


1. Jiwa yang agung.

a. Jika engkau dizalimi, maafkan orang yang menzalimimu.
b. Jika mereka mengkhianatimu, sambunglah tali persaudaraan.
c. Jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah.
d. Jika engkau dipuji, janganlah gembira.
e. Jika engkau dicela, biarkanlah dan jagalah dirimu.

2. Akibat baik dan buruk.

Orang yang tamak kepada dunia, akan mendapatkannya di dunia. Akan tetapi, ketika ia mendapatkan seluruhnya, dunia itu akan menjadi malapetaka baginya dan ia menjadi sengsara karenanya. Dan Orang yang berusaha untuk urusan akhirat. Akan tetapi, ia dapat menggapainya kemudian ia hidup bahagia karenanya.

3. Jihad yang terbaik.

Keutamaan Jihad adalah memerangi dan menantang hawa nafsu.

4. Ambilah nasehat yang baik.

Ambillah nasehat yang baik dari orang lain yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya.

5. Indahnya kesabaran.

Tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu yaitu sabar menghadapi musibah serta sabar menghadapi segala hal.


6. Disebut orang alim.

Seorang hamba dapat dikatakan alim jika ia tidak iri dengki kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya.

7. Perilaku.

Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika seseorang mempunyai niat baik maka akan mendapatkan kebaikan dan jika seseorang menyambungkan tali silahturahmi dan berbuat baik kepada keluarganya maka akan bertambah umurnya, memperbanyak harta, menghindarkan bala, mempermudah hisab di hari kiamat.

8. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

Pahala orang yang mengajarkan ilmu adalah seperti pahala orang yang belajar darinya dan ia masih memiliki kelebihan darinya. Oleh karena itu, pelajarilah ilmu dari ahlinya dan ajarkanlah kepada orang lain.

9. Yang disukai Allah swt.

Sesuatu yang paling utama di sisi Allah swt adalah engkau meminta segalanya yang dimiliki-Nya.

10. Mata yang indah.

Mata yang bangun di malam hari pada jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada-Nya dan mata yang tidak pernah melihat- hal-hal yang diharamkan oleh Allah swt.

11. Jangan berwajah dua.

Hamba Allah yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua yaitu ketika ia memuji saudaranya dihadapannya kemudian ia meng-ghibahkan di belakangnya, ketika saudaranya itu dianugerahi nikmat kemudian ia iri dengki dan ketika saudaranya tertimpa musibah kemudian ia mencelanya dan menghinanya.

Senin, 12 Juli 2010

Penghuni Neraka Paling Banyak


Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda, "Surga diperlihatkan kepadaku, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir. Ketika neraka diperlihatkan kepadaku, aku melihat mayoritas penghuninya adalah orang-orang kaya dan kaum wanita." (HR Ahmad)

Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Wahai kaum wanita, perbanyaklah bersedekah dan istighfar karena aku melihat kalian (kaum wanita) adalah penghuni neraka paling banyak."
Salah seorang di antara mereka berkata, "Apa kesalahan kami , wahai Rasulullah,  hingga menyebabkan kami menjadi penghuni terbanyak dalam neraka ?" Beliau menjawab, "Mereka adalah seorang yang menuduh orang lain (suami) berbuat zina dan tidak memperlakukan suaminya dengan baik. Sungguh, aku tidak melihat kekurangan akal pikiran dan agama yang melebihi kaum wanita." Wanita itu bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kurangnya akal pikiran dan agama ?" Beliau menjawab, "Kurangnya akal pikiran wanita, diantaranya karena kesaksian dua orang wanita setara dengan kesaksian satu orang laki-laki. Inilah yang dimaksudkan dengan kurangnya akal pikiran mereka. Sedangkan kurangnya pemahaman agama mereka disebabkan wanita ketika haid tidak mengerjakan shalat dan tidak berpuasa."

Diriwayatkan oleh Muslim dari Muthraf bin Abdullah, bahwa ia mempunyai dua orang istri. Pada suatu hari, ia mengunjungi salah satu di antara istrinya. Istri yang kedua berkata, "Apakah engkau telah mengunjungi fulanah ?" Ia menjawab, "aku baru saja datang dari kediaman Imran bin Hushain." Rasulullah saw memberitahukan kepada kami, belau bersabda, "Sesungguhnya, penghuni paling sedikit di surga nanti adalah kaum wanita."

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad Ahmad, sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ammarah bin Khuzaimah bin Tsabit, ia berkata, "Sewaktu kami menunaikan haji atau umrah bersama Amru bin Ash, kami melewati daerah Zhahran dan mendapati seorang wanita yang sedang berada di dalam tenda tengah memperlihatkan sebuah cincin yang dipakainya, lalu kami berpaling darinya. Dan pada waktu kami bersama Rasulullah saw di sebuah lembah, kami menemukan beberapa ekor burung gagak. Salah satu di antara burung-burung tersebut mempunyai paruh berwarna merah serta kaki berwarna putih, kemudian beliau bersabda, "Seorang wanita tidak akan dapat masuk surga kecuali ia seperti burung gagak di tengah-tengah burung lain yang berada di sebuah lembah."

Firman Allah swt :
"Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia akan mendapatkan hidangan air yang mendidih dan dibakar di dalam neraka." (QS. Al Waaqi'ah : 92-94)

Senin, 05 Juli 2010

Jangan Berputus Asa pada Rezeki Allah


Kisah Rasulullah saw, mengenai seekor ulat yang hidup di dasar laut atas rezeki Allah swt.

Ketika itu, Rasulullah sedang mengadakan acara walimatul 'ursy dengan seorang wanita sebagai istrinya. Saat para sahabat yang diundang menyaksikan makanan yang dijamukan Rasulullah, mereka membincangkan darimana Rasulullah akan menghidupi istri-istrinya. Maklum jamuan walimahnya saja begitu sederhana. Usai sholat berjamaah, Rasulullah lalu bercerita tentang masalah rezeki kepada para sahabatnya yang diundang itu. Ini kisah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril. Boleh aku bercerita ? tanya Nabi. Para sahabat pun langsung mengiyakan dengan penuh antusias. Lalu, berceritalah Nabi saw tentang Nabi Sulaiman yang sedang sholat di tepi pantai. Nabi Sulaiman melihat seekor semut berjalan di atas air sambil membawa daun hijau seraya memanggil katak. Setelah itu, muncullah katak dan menggendong semut menuju dasar laut. Apa yang terjadi di dasar laut ? Semut menceritakan bahwa di dasar laut itu berdiam seekor ulat. Sehari dua kali aku diantar malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat tersebut, kata semut. Siapa malaikat itu ? tanya Nabi Sulaiman as. Ia yang menjelma menjadi katak itu, jawabnya. Setiap usai menerima kiriman daun hijau dan memakannya, si ulat mengucapkan syukur kepada Allah. "Maha Besar Allah yang mentakdirkan aku hidup di dalam laut", kata ulat. Diakhir ceritanya, Rasulullah saw berkata, Jika ulat yang tinggal di dasar laut saja Allah masih tetap memberinya makan, apakah Allah tega menelantarkan umat Muhammad soal rezeki dan rahmat-Nya ?

Firman Allah swt :
".......Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya, Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq : 2-3)

Kaya dan Miskin seseorang sudah ditetapkan oleh Allah swt. Dia telah menentukan nasib seluruh manusia dengan bagian rezekinya masing-masing. Dan Allah swt telah menciptakan manusia dalam berbagai derajat dan lapisan dengan maksud agar orang-orang kaya dapat menyuruh orang-orang miskin. Hal demikian merupakan bentuk keadilan Allah swt. Jika tidak ada keadilan dari Allah maka siapa yang akan mengerjakan sawah ladang, buruh pabrik dan lain sebagainya. Keharmonisan seperti ini tiada lain agar kemaslahatan umat tercipta, disamping untuk menguji agar dapat diketahui mereka yang bersungguh-sungguh dalam bekerja menghadapi kehidupannya dan mereka sabar dan ridha menghadapi Qadha' dan Qadar-Nya.

Sabtu, 03 Juli 2010

Merawat Cinta kepada Allah setiap waktu


Cinta akan senantiasa tumbuh, subur dan terjaga serta menjadi semakin istimewa jika dapat dirawat dan dijaga setiap saat. Bercinta dengan Allah seyogyanya dilakukan kapanpun, dimanapun, pada saat bagaimanapun tidak mengenal waktu, apakah pada saat lapang atau sempit, pada saat susah atau mudah dan pada saat mendapatkan nikmat ataupun musibah. Allah swt berjanji di dalam hadits qudsi, "...jika dia mengingat-Ku, maka Aku akan mengingatnya..." (HR Muslim) 

Cinta harus dirawat, itulah kunci agar senantiasa istimewa dan mulia dihadapan-Nya. Seperti halnya mencintai seorang kekasih perlu dilakukan perawatan dalam bentuk membangun komunikasi dan ikatan yang mesra serta harmonis setiap saat dan setiap waktu.

Allah swt menentukan takdir baiknya kepada siapa yang dikehendaki-Nya terhadap cinta-Nya. Ketahuilah bahwa setiap detik dan menit waktu yang dilalui dari rotasi bumi ini menyimpan banyak keajaiban dan keagungan Allah kepada hamba-Nya. Janganlah hawa dunia ini terlalu menguasai pikiran dan hati, sementara melupakan cita-cita di akhirat.

Firman Allah swt :
"Maka raihlah darul akhirat (kampung akhirat) yang Allah datangkan kepadamu, tetapi jangan lupa nasibmu di dunia." (QS. Al-Qashash : 77)

Rawatlah cinta kepada Allah dengan mengamalkan ibadah, Insya Allah akan selalu menjadi yang istimewa dihadapan-Nya.

Senin, 28 Juni 2010

Menghormati Tamu


Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaklah ia menghormati tamunya." (HR. Bukhari Muslim)

Diantara manusia yang menjadi teladan dalam sifat kedermawan ini adalah Khalil Ar-Rahman.Nabi Ibrahim as, yang pada suatu ketika didatangi oleh sejumlah malaikat ke rumahnya yang menyamar dalam bentuk manusia, lalu Nabi Ibrahim as mengira bahwa mereka adalah tamu biasa. Akhirnya dengan bergegas Nabi Ibrahim as masuk ke dalam rumah dan menghidangkan daging sapi bakar kepada mereka seraya mempersilakan mereka untuk menyantapnya.

Firman Allah SWT :
"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, Salaaman, Ibrahim menjawab, Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui istrinya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar). Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, Silahkan kalian makan. (Tetapi mereka tidak mau makan) karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka. Mereka berkata, Janganlah engkau merasa takut, dan mereka memberi khabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang putra yang alim (bernama Ishaq). Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata, (aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul. Mereka berkata, Demikianlah Tuhanmu menfirmankan, Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." (QS. Adz-Dzaariyaat : 24-30)

"Dan istrinya berdiri dibalik tirai lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya khabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Ya'qub." (QS. Huud : 71)

Menghormati tamu yang datang hukumnya adalah wajib. Oleh karena itu, jika kapanpun ada tamu yang datang ke rumah hendaknya dihormati dengan penghormatan yang semestinya.

Untuk Era Zaman sekarang tamu yang tidak dikenal tetap waspada tetapi tidak prasangka buruk.

Kamis, 24 Juni 2010

Yakin


Ibunda Nabi Musa as merupakan teladan terbaik dalam memegang teguh keyakinan, sebagaimana dikisahkan dalam Firman Allah swt :
"Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul." (QS. Al-Qashash : 7)

Subhanallah, alangkah mulia, tinggi dan manisnya buah keyakinan yang kuat kepada Allah. Sekiranya pada saat itu ibunda Musa merasa takut dan khawatir terhadap anaknya, niscaya ia akan mendekapnya dan tidak akan melemparkan anak laki-lakinya ke sungai. Namun, ibunda Musa telah diberi ilham oleh Allah swt untuk melemparkan anaknya ke sungai bersama keyakinannya yang kuat kepada Rabbnya, hingga peti kecil itu membawa bayi Musa sampai dibawah istana Fir'aun. Pada saat itu, Fir'aun telah mengirim beratus-ratus bahkan beribu-ribu prajurit untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang dilahirkan. Bayi Musa ditemukan oleh Asiyah istri Fir'aun dan terkesima dengan keelokan bayi Musa serta memuji dan mengagumi bayi tersebut .

Firman Allah swt :
"...Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku." (QS. Thaha : 39)

Allah telah melimpahkan kasih sayang di dalam hati Asiyah sehingga ia berkata kepada  suaminya  (Fir'aun), sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah :
"(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya ..." (QS. Al-Qashash : 9)

Karena kehinaan Fir'aun dihadapan Allah, Allah tidak mengirimkan segolongan malaikat untuk menjaga bayi Musa dari Fir'aun tetapi Allah menjaganya hanya dengan sesuatu yang paling lemah, tirai tipis dari kecintaan yang menyelimuti hati Asiyah. Dan Fir'aun pun menuruti kata hati istrinya (Asiyah) untuk mengurus bayi Musa di dalam istana Fir'aun.

Balasan bagi orang-orang yang yakin kepada Allah adalah ketenangan. 

Allah mengharamkan bayi Musa disusui oleh selain ibunya sendiri maka yang menjadi susuan adalah ibunya Musa sendiri atas perintah Fir'aun dan ibunya mendapat upah karenanya.

Firman Allah swt :
"...karena Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu ..." (QS. Al-Qashash : 7)
"...Kami teguhkan hatinya..." (QS. Al-Qashash : 10)

Kamis, 17 Juni 2010

Menggenggam Waktu Meraih Prestasi Diri


Firman Allah swt :
"Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Alam Nasyrah : 7-8)

Bagi hamba Allah yang unggul dalam hal beribadah kepada Allah, di dalam kalbunya telah tertanam keyakinan yang amat dahsyat bahwa Allah itu Maha Dekat.

Firman Allah swt :
"Sesungguhnya telah Kami jadikan manusia dan Kami ketahui apa-apa yang diwas-waskan (dibisikkan) oleh hatinya dan Kami lebih hampir kepadanya dari urat lehernya." (QS. Qaf :16)

Bagaimana caranya untuk menjadi sosok pribadi muslim yang unggul ?

Salah satu kuncinya yang utama adalah kemampuan menggenggam waktu. Secara syariat, waktu yang berjalan dalam sehari semalam itu adalah 24 jam. Seberapa besar seorang muslim mampu menggunakan waktu yang telah disediakan Allah tersebut ? Makna bahwa keunggulan pastilah sangat dekat dengan orang yang paling efektif dalam memanfaatkan waktunya. Islam merupakan agama yang paling dominan mengingatkan manusia terhadap waktu.

Firman Allah swt :
"Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian." (QS. Al-'Ashr : 1-2)
"Demi waktu pagi (waktu dhuha). Dan Demi malam, apabila telah sunyi." (QS. Adh-Dhuhaa : 1-2)
"Demi malam, apabila telah gelap (matahari tenggelam). Dan Demi siang, apabila telah terang (matahari bersinar)." (QS. Al-Lail :1-2)

Allah telah mendisiplinkan seorang muslim agar ingat terhadap waktu minimal lima kali dalam sehari semalam yaitu waktu subuh, waktu zhuhur, waktu ashar, waktu maghrib dan waktu 'isya. Belum lagi waktu tahajud pada sepertiga akhir malam dan waktu dhuha ketika matahari terbit. Oleh sebab itu bagi seorang muslim tidak menganggap remeh mengenai waktu untuk memanfaatkan waktu secara baik.

Setiap detik, setiap menit dan setiap jam adalah peluang bagi peningkatan kemampuan dalam hal apapun yang secara sunnatullah berpeluang untuk menggalinya, apakah dibidang ilmu, pengembangan diri, peningkatan kualitas beribadah, kemampuan mengelola kalbu dan lain sebagainya. Barangsiapa yang dalam setiap waktu yang dilaluinya dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan diri maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk dirinya.

Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya dan perhitungkan dengan cermat untuk membuahkan peningkatan kualitas diri. Keseimbangan bekerja keras sekaligus efektif yang diiringi dengan ibadah kepada Allah S.W.T.


Minggu, 13 Juni 2010

Setiap yang hidup akan menemui kematian


Sudah menjadi ketetapan Allah swt bahwa tidak ada satupun makhluk di alam dunia ini yang kekal. Semua hamba-Nya akan menemui kebinasaan. Semua hamba-Nya yang bernyawa pasti akan menemui kematian. Semua hamba-Nya mempunyai batasan usia yang telah ditentukan-Nya. Tatkala usia yang telah ditetapkan telah habis, niscaya kematian akan merenggutnya. Nyawanya akan berpisah dengan jasadnya, memasuki alam baru yang bernama alam kubur, untuk menunggu pengadilan terbesar di akhirat kelak.

Firman Allah swt :
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran : 185)

Allah telah menetapkan batasan usia untuk setiap jiwa. Allah swt mengetahui kapan, dimana dan apa sebab kematian setiap hamba-Nya. Ketetapan dan ilmu Allah ini ditulis dalam Lauhul Mahfuzh, kemudian dituliskan oleh malaikat ke dalam rahim setiap wanita yang mengandung ketika janin berusia empat bulan sebagaimana disebutkan dalam hadits Bukhari dan Muslim.

Batas usia setiap hamba akan dipenuhi oleh Allah swt tanpa ada pengurangan dan penambahan sedikitpun. Jika batas usia seorang hamba telah habis, maka malaikat maut akan datang untuk mencabut nyawanya. Pada saat itulah, setiap hamba tidak akan dapat menghindarkan diri dari kematian. Sedetikpun ia tidak mampu menambah batas usianya yang telah habis. Juga, seorang hamba yang telah berputus asa dan ingin bunuh diri, tidak sedetikpun dapat mempercepat datangnya kematian.

Seandainya seluruh manusia dan jin berkumpul untuk mematikan seseorang, namun Allah swt belum menghendaki hamba tersebut mati, niscaya hamba tersebut tidak akan mati. Sebaliknya, sekalipun seluruh manusia dan jin berkumpul untuk memanjangkan usia seseorang, namun Allah swt menghendaki kematian pada saat itu juga, niscaya hamba tersebut akan mati.

Firman Allah swt :
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya." (QS. Ali Imran : 145)

"Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya." (QS. Al-An'am : 61-62)

"Katakanlah : Sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan." (QS. Al-Jumu'ah : 8)

Minggu, 06 Juni 2010

Menikmati Persaingan


Firman Allah swt :
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Rad : 11)

Allah Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala-gala. Dengan kehendak-Nya, Dia ciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna kejadiannya. Setelah Allah selesai meniupkan ruh pada jasad Adam, iblis disuruh-Nya bersujud (tunduk) kepadanya (menghormati dan memuliakannya). Dan ini bukti bahwa Allah Yang Maha Pengasih memang hendak memuliakan manusia ketika itu dan hingga datang yaumil akhir kelak.

Allah pun telah menitipkan satu potensi luar biasa, yang Insya Allah tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lainnya yaitu potensi untuk bersaing. Karunia Allah yang dari sejak masa awal proses kejadian manusia di dalam rahim manusia, satu ovum (sel telur) diserbu berjuta-juta sel sperma namun yang mampu membuahi ternyata hanya satu sel sperma tidak kurang dan tidak lebih artinya janin bakal manusia tercipta di dalam rahim justru dari bibit yang paling unggul karena ia telah bersaing dengan sangat ketat dan akhirnya berhasil mengalahkan jutaan pesaingnya tersebut. Padahal Allah tentu tidak bermaksud sia-sia menciptakan berjuta-juta sel sperma apabila hanya untuk tidak memiliki manfaat. Tentulah setiap sel sperma itu memiliki potensi yang sama kuatnya, sama tinggi kualitasnya dan sama cepat gerakannya untuk sampai pada sang ovum untuk kemudian membuahinya. Subhanallah persaingan memang harus terjadi dan hanya yang paling unggullah yang keluar sebagai pemenang.

Manusia dibekali Allah potensi untuk bersaing dan sekaligus potensi untuk menjadi yang terbaik. Bersaing pada hakikatnya adalah berjuang dan berikhtiar secara maksimal untuk mengungguli pihak-pihak lain yang mungkin memiliki hasrat dan keinginan yang lebih tinggi, potensi yang lebih mantap, kekuatan fisik dan mental yang lebih prima, taktik dan strategi yang lebih jitu dan berbagai faktor kelebihan lainnya dibandingkan dengan apa yang ada pada diri kita sendiri.

Unsur persaingan akan menjadi tidak bermutu bahkan bukan lagi bersaing namanya apabila pihak lawan diyakini lebih lemah bahkan tidak memiliki potensi apa-apa. Bersaing potensi lawan lebih tinggi, sehingga dapat berupaya untuk melipatgandakan tekad, keyakinan dan kemampuan yang berarti bersaing secara positip.

Kunci persaingan adalah sikap mental positip disertai semangat untuk berjuang sekuat-kuatnya dan berikhtiar mengerahkan segenap potensi yang ada semaksimal mungkin. Bagi orang-orang yang berpikir positip akan meningkatkan kemampuan dan keunggulan dan nilai kepuasan batin akan dirasakan apabila pesaing adalah orang-orang yang hebat walaupun mengalami kekalahan akan merasa puas karena telah memberikan yang terbaik untuk persaingan tersebut. Jadi, lihatlah pesaing-pesaing dengan pemikiran yang positip, pelajari keunggulan tanpa harus disertai dengan kebencian, kedengkian dan rasa dendam. Anggaplah sebagai trigger (pemicu) agar lebih bergairah dalam memompa kemampuan terbaik. Allah Maha Penolong, tidak ada satupun yang bisa menghalangi pertolongan-Nya apabila kemampuan secara optimal yang telah dititipkan kepada hamba-hamba-Nya.

Firman Allah swt :
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran : 110)

Semangat yang membakar dan menggelora di dalam dada untuk selalu berbuat yang lebih baik daripada hari-hari kemarin, melahirkan karya-karya prestatif dan bermutu, tidak bisa tidak akan memberikan perubahan-perubahan diri yang sangat mengesankan setelah menggantung harapan kepada Allah Azza wa Jalla.

Firman Allah swt :
"Wahai, Allah Pemilik Kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran : 26 )

Sabtu, 29 Mei 2010

Hukum Nikah Sirri

 
Bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang Nikah Siri ? Siri secara etimologi berarti sesuatu yang tersembunyi, rahasia, pelan-pelan (Ibnu al Mandlur, Lisan al Arab : 4/356). Kadang Siri juga diartikan zina atau melakukan hubungan seksual.

Pengertian Pertama.
 
Nikah Siri adalah pernikahan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa wali dan saksi. Inilah pengertian yang pernah diungkap oleh Imam Syafi'i di dalam kitab Al Umm 5/23, Dari Malik dari Abi Zubair dilapori tentang pernikahan yang tidak disaksikan kecuali seorang laki-laki dan seorang perempuan, maka Rasulullah bersabda, "Ini adalah nikah Sirri, dan saya tidak membolehkannya, kalau saya mengetahuinya, niscaya akan saya rajam (pelakunya)."

Pengertian Kedua.

Nikah Siri adalah pernikahan yang dihadiri oleh wali dan dua orang saksi, tetapi saksi-saksi tersebut tidak boleh mengumumkannya kepada khalayak ramai. Pendapat tentang hukum pernikahan seperti ini terdapat dua perbedaan, diantaranya yang berpendapat Hukum tersebut "Sah" adalah Umar bin Khattab, Urwah, Sya'bi, Nafi', Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Ahmad (Ibnu Qudamah, al Mughni, Beirut, Daar al Kitab at Arabi : 7/434-435). Dan yang berpendapat bahwa Hukum tersebut "Tidak Sah" adalah Malikiyah dan sebagian dari ulama madzab Hanabilah (Ibnu Qudamah, al Mughni : 7/435, Syekh al Utsaimin, asy-Syarh al Mumti' 'ala Zaad al Mustamti', Dar Ibnu al Jauzi, 1428, cet.)

Pengetian Ketiga.

Nikah Siri adalah pernikahan yang dilakukan dengan adanya wali dan dua orang saksi yang adil serta adanya ijab qabul, hanya saja pernikahan ini tidak dicatatkan dalam lembaga pencatatan negara (KUA). Hukum seperti ini menurut syariat adalah "Sah" dan tidak bertentangan dengan ajaran agama islam karena syarat-syarat dan rukun pernikahan sudah terpenuhi. Tetapi menurut hukum positif di Indonesia dengan merujuk pada RUU Pernikahan tersebut, maka Nikah Siri semacam ini dikenakan sangsi hukum. Karena pada dasarnya Negara berhak untuk membuat peraturan agar setiap orang yang menikah, segera melaporkan kepada lembaga pencatatan pernikahan (KUA). Hal itu dimaksudkan agar setiap pernikahan yang dilangsungkan antara kedua mempelai mempunyai kekuatan hukum, sehingga diharapkan bisa meminimalisir adanya kejahatan, penipuan atau kekerasaan di dalam rumah tangga, yang biasanya wanita dan anak-anak menjadi korban utamanya.

Firman Allah swt :
"Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf." (QS. Al Baqarah : 235)

Sumber : Dr. Ahmad Zein An-Najah

Selasa, 25 Mei 2010

Mengurangi Beban


Firman Allah swt :
"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu), Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling." (QS. Al-Baqarah : 83)

"Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang taqwa." (QS. Al-Baqarah : 177)

"...Jawablah, Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah : 215)

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. An-Nisaa' : 36)

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (QS. Al-Maa'uun : 1-3)

Sebab-sebab turunnya Surat Alam Nasyrah karena kaum musyrikin ketika itu mengolok-olok kaum muslimin atas kemiskinan mereka.

Firman Allah swt :
"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu ? Dan Kami telah menghilangkan dari dirimu beban yang memberatkan punggungmu ? Karena, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka, apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Alam Nasyrah : 1-8)

"...Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87)

Padamnya pelita harapan dalam kalbu menjadi penghalang tumbuhnya semangat etos kerja. Karena itu, dibutuhkan pembangkit semangat untuk menumbuhkan harapan sebagai kekuatan yang mendorong dan membukakan kalbu untuk bekerja, menunaikan kewajiban dan menggugah kesungguhan.

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw pernah bersabda, "Diturunkannya pertolongan dari langit itu menurut kadar (ukuran) beban, dan sabar itu diturunkan menurut kadar musibah."

Kamis, 20 Mei 2010

Sentuhan Halus dan Kebahagiaan Suami Istri


Sentuhan yang halus berarti perasaan hangat antara suami dan istri serta memenuhi insting perasaan. Memasukkan unsur romantis, anggota tubuh , menyatukan jasad dan memenuhi syahwat. Saling bersikap lembut dengan melakukan sentuhan, mengucapkan kata-kata romantis dan segala sesuatu yang dapat memenuhi keinginan syahwat dan insting yang disalurkan bukan melalui jalan maksiat.

Salah satu tujuan menikah yang paling penting adalah Jima' (berhubungan suami istri). Dalam Jima' semua perasaan romantis, panca indera dan insting berkumpul dan di dalam Jima' pula bertemu ruh, jasad dan emosi. Jima' adalah proses energik yang membuat jenis manusia menjadi agung dari makhluk lainnya.

Dalam hal Jima', kesabaran laki-laki lebih lemah daripada perempuan. Tuntutan Jima' pada diri laki-laki adalah tuntutan yang terus menerus karena ia banyak mengalami godaan setan sehingga jiwanya menjadi tergerak kepada wanita lain.

Hati-hatilah dari murka Allah swt dan malaikat-Nya yang disebabkan murka suami. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata Rasulullah saw bersabda, "Jika seorang laki-laki memanggil istrinya ke tempat tidurnya kemudian ia tidak mendatangi suaminya dan suaminya tidur dalam keadaan marah, maka malaikat akan melaknatnya sampai waktu subuh." (HR Muslim)

Menghindari diri dari suami berarti mengikuti jalan setan.

Sikap seorang istri yang menghindar dari suaminya akan melukai perasaan kelelakiannya dan mengikuti jalan setan dalam bermaksiat kepada Allah. Siapapun laki-laki ini selagi dia adalah seorang suami yang memanggil istrinya, maka istri harus mematuhinya dan memenuhi haknya. Jika istri tidak peduli, maka ia akan mendapat murka Allah sampai orang yang memiliki hak ini (suami) ridha dan dengan keridhaannya tanazul (menurunkan ) haknya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Demi Dzat yang diriku ada ditangan-Nya, tidak ada laki-laki yang memanggil istrinya ke tempat tidurnya kemudian ia tidak peduli atas panggilannya kecuali Dzat yang berada di langit murka atasnya (istri) sampai suami ridha atasnya (istri)." (HR, Bukhari)

Dan berhati-hatilah dengan hukuman Allah swt. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah, "Tiga orang yang shalatnya tidak terangkat di atas kepalanya (walaupun hanya) sejengkal, laki-laki yang menjadi imam suatu kaum dan mereka membencinya, perempuan yang bermalam sedang suaminya dalam keadaan murka, dua orang saudara yang memutuskan hubungan." (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)

Jangan menolak suami dengan sikap.

Terkadang tidak mengerti akan hal ini, sehingga seorang istri menolak ajakan suaminya dengan sikap atau terkadang sengaja melakukan dengan cara lain untuk menolak. Misalkan setiap suami datang ia mendapati sedang tidur atau pura-pura tertidur atau mendapati dengan pakaian yang tidak disukai suami atau mendapati kepura-puraan sakit, padahal seorang suami dapat memahami hanya dengan isyarat. Ia menjadi marah namun tidak mengungkapkan kemarahannya.

Meminta maaf dengan cara yang santun.

Sambutlah suami dengan penuh kehangatan dan buatlah ia menyukai itu, kemudian tampakkan permintaan maaf dengan santun dan lembut, maka ia akan ridha. Penolakan dikarenakan sebab yang hakiki  sehingga suami mengerti keadaannya dan jangan menjadikan penolakan sebagai siksa bagi suami atas masalah apapun. Hal ini akan membuat dadanya bergetar dan memungkinkan membuatnya mencari orang yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Kunci untuk memiliki hati suami :
  • Jadilah seorang istri yang selalu kreatif dalam hal berhias untuk suami tercinta.
  • Perhatikanlah dalam mengatur lampu kamar tidur dan buatlah suasana romantis.
  • Perhatikanlah hiasan dan warna tempat tidur.
  • Perhatikan jenis-jenis pakaian dan perhiasan yang disukai oleh suami agar terlihat inner beauty.
  • Perhatikanlah ucapan, berbicara dengan kata-kata yang lembut kepada suami dan buatlah suami merasakan sentuhan yang hangat dan perasaan yang menggelora.
  • Ingatlah kepada Allah swt yang selalu menambah ganjaran pahala dan mendapat  ridha  Allah serta ridha suami pada setiap kali akan membahagiakan suami (melaksanakannya karena Allah Ta 'alla)
  • Perhatikan celah-celah yang akan dimasuki oleh setan karena penolakan tanpa sebab (suami menjadi marah, hatinya beralih kepada orang lain dsb).

Selasa, 18 Mei 2010

Menanti Keadilan di Hari Pembalasan


Di akhirat tidak ada yang kebal hukum, siapapun yang melanggar aturan Allah di dunia, kelak akan memetiknya. Tak ada lagi kesombongan dan kepongahan, demikian adilnya pada hari itu hingga digambarkan oleh Rasulullah saw bahwa semua dendam kesumat di dunia dapat terbalaskan. Rasulullah saw bersabda, "Sungguh kamu sekalian nanti pada hari kiamat diperintahkan untuk mengembalikan semua hak kepada yang berhak. Sampai-sampai yang tidak bertanduk (yang sewaktu di dunia pernah ditanduk) diberi hak untuk membalas kambing yang bertanduk." (HR. Muslim)

Surga dan Neraka adalah keputusan yang adil dan absolut. Tak ada keberpihakan pada pihak yang kuat, kaya dan terhormat. Neraka bukan hanya menampung orang-orang yang merugikan orang lain dan para penjahat. Melainkan bagi siapa saja yang melanggar aturan-aturan Allah. Neraka akan menjadi tujuan akhir bagi para pendurhaka yang bergelimang dengan kemusyrikan. Tak ada yang luput dalam pandangan Allah, semua akan ditanya pada hari itu. Abu Barzah Nadhalah ibn Ubaid Al-Aslami, ia berkata Rasulullah saw bersabda, "Dua kaki seorang hamba tidak akan bergeser sebelum ditanya tentang umurnya untuk apa saja ia habiskan, tentang ilmunya dalam hal apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, tentang jasmaninya untuk apa ia gunakan." (HR. Tirmidzi)

Hari Pembalasan Sebuah Keniscayaan.

Dalam Syarhu Ushulil Iman, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan, hari akhir adalah hari kiamat, di mana seluruh manusia dibangkitkan pada hari itu untuk dihisab dan dibalas. Hari itu disebut hari akhir, karena tidak ada hari lagi setelahnya. Pada hari itulah penghuni Surga dan penghuni Neraka, masing-masing menetap di tempatnya. 

Unsur Keimanan terhadap Hari Pembalasan yang dijelaskan Ibnu Utsaimin :

1. Setiap manusia akan dibangkitkan.

Allah akan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati ketika tiupan sangkakala yang kedua kali. Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk menghadap Rabb Alam Semesta dengan tidak beralas kaki, bertelanjang dan tidak disunat.  

Allah swt berfirman : 
"Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya." (QS. Al Anbiya' : 104)    

2. Amal manusia akan dihitung.

Seluruh perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas.  

Firman swt berfirman : 
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahalanya). Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat Perhitungan." (QS. Al Anbiya' : 47)    

Dari Ibnu Umar ra diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, "Allah nanti akan meletakkan tutup dan menutupnya. Allah bertanya, apakah kamu tahu dosamu itu ? Ia menjawab, Ya Rabbku. Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan melihat dirinya telah binasa, Allah swt berfirman, Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya. Kemudian diberi kepada orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun orang-orang kafir dan orang-orang munafik, Allah swt memanggilnya di hadapan orang banyak. Mereka orang-orang yang mendustakan Rabbnya. Ketahuilah, laknat Allah itu untuk orang-orang yang zhalim." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Eksistensi Surga dan Neraka.

Surga dan Neraka sebagai tempat manusia yang abadi. Surga tempat kenikmatan yang disediakan oleh Allah untuk orang-orang mukmin yang bertaqwa, yang mengimani apa-apa yang harus diimani, yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang ikhlas.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, "Surga dan Neraka bertengkar. Surga berkata, yang masuk ke dalamku adalah orang-orang yang lemah dan miskin. Neraka berkata, yang masuk ke dalamku adalah orang-orang yang keras dan sombong. Lalu Allah swt berkata kepada Neraka, Engkau adalah adzab-Ku. Aku menyiksa denganmu siapa pun yang Aku kehendaki. Dan berkata kepada Surga, Engkau adalah rahmat-Ku. Aku rahmati denganmu siapa pun yang Aku kehendaki. Dan masing-masing kalian akan Aku penuhi." (HR Bukhari dalam Kitabut Tauhid bab 25 hadits 7449)

Sabtu, 15 Mei 2010

Kerasnya Hati


Terapi untuk penyembuhan dan melunakkan hati yang keras bisa dengan beberapa cara :

1. Membaca Al Qur'an dan Dzikrullah.

Firman Allah swt :
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal." (QS. Al Anfal : 2)

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus : 57)

"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al Isra' : 82)

2. Merendahkan diri dan menangis di hadapan Allah.

Ibnu Abbas ra berkata, Nabi saw berkata dalam sebuah doanya, 
"Ya Allah, bantulah aku dan jangan Kau kalahkan aku. Tolonglah aku, jangan Kau celakakan. Buatlah makar untukku, jangan Kau buat makar yang akan menyerangku. Tunjukilah aku, dan mudahkanlah petunjuk itu datang padaku. Tolonglah aku menghadapi orang-orang yang menentangku. Ya Allah, jadikan aku dihadapan-Mu sebagai hamba yang bersyukur, berdzikir, takut, patuh dan beribadah pada-Mu. Kepada-Mu lah aku kembali. Ya Allah, terimalah taubatku, bersihkanlah dosaku, kabulkan doaku, kokohkan hujjahku, tajamkan lisanku, berilah hatiku hidayah dan singkirkan noda hitam dari hatiku." (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2307), kitab Az-Zuhd bab Ma Ja'a fi Dzikril Mauti. Ia berkata, Hadits ini shahih gharib. Dishahihkan oleh As-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi 1877)

3. Menghadiri Majlis-majlis Ilmu.

Ilmu adalah ibadahnya hati. Dari Abu hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul dalam rumah Allah, mereka membaca Al Qur'an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan ketenangan kepada mereka dan akan diliputi oleh rahmat Allah, serta malaikat akan menaunginya. Allah akan senantiasa mengingat mereka yang di dalamnya." (Diriwayatkan oleh Muslim (2699), kitab Adz-Dzikr wa Ad-Du'a dan diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2457), Kitab Shifat Al-Qiyamah, ia berkata, Hadits hasan shahih)

4. Mengingat Kematian (Dzikrul Maut)

Perbanyaklah mengingat kematian yang menjadi pemusnah bagi kenikmatan, pemecah persatuan dan yang menjadikan anak-anak menjadi yatim. Rasulullah saw selalu mewasiatkan para sahabatnya untuk memperbanyak Dzikrul Maut. Dari Ubay bin Ka'b ra, ia berkata, Ketika masuk waktu sepertiga malam, Rasulullah bangun dan berkata, "Wahai manusia, ingatlah, ingatlah. Telah datang tiupan pertama sangkakala yang menghancurkan alam, diikuti tiupan kedua. Telah datang kematian dengan (segenap kengerian) yang dibawanya, telah datang kematian dengan (segenap kengerian) yang dibawanya. (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2457) kitab Shifatu Al-Qiyamah, ia berkata, Hadits hasan shahih)

Dzikrul Maut membuat seseorang memfokuskan perhatiannya kepada alam akhirat yang kekal sekaligus meremehkan dunia, dan tidak berangan-angan panjang. Angan-angan yang panjang juga menjadi faktor utama kerasnya hati.

Firman Allah swt :
"...Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras." (QS. Al Hadid : 16)

5. Menyaksikan orang yang sedang sakaratul maut.

Dari Anas ra, ia berkata, Nabi saw mendatangi seorang pemuda yang sedang sekarat. Beliau bertanya, Bagaimana keadaanmu ? Pemuda itu menjawab, Demi Allah Wahai Rasulullah, aku sangat mengharapkan Allah dan aku takut atas dosa-dosaku. 


Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan bertemu keduanya (rasa harap kepada Allah dan takut atas dosa) dalam hati seorang hamba pada saat-saat seperti ini (sakaratul maut), kecuali Allah akan mengabulkan apa yang ia harapkan dan melindunginya dari apa saja yang membuatnya takut." (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (3551) Kitab Ad-Da' awat 'an Rasulullah, bab Doa-doa Nabi, Ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

6. Ziarah kubur.

Ziarah kubur harus dilakukan sesuai adab-adabnya, harus menghadirkan hati dan dengan niat yang tulus dan bisa mengambil I'tibar dan mengharapkan rahmat Allah swt.

Rasulullah saw bersabda, "Ziarahilah kubur, karena ia akan mengingatkanmu kepada kematian. (Dikeluarkan oleh Muslim (976), kitab Al-Jana'iz, Bab Isti'dzanu An-Nabiyy Rabbahu fi Ziyarati Qabri Ummihi)

Renungkanlah nasib orang-orang yang telah dikubur :
  • Dulu ia begitu menikmati pemandangan yang dilihat, kini matanya telah lepas.
  • Dulu perkataannya begitu fasih, kini cacing tanah telah memakan mulutnya.
  • Dulu ia selalu tertawa, kini giginya hancur terbenam tanah. 

Kamis, 13 Mei 2010

Bilakah Datangnya Hari Kiamat ?


Iman kepada hari akhir merupakan salah satu pilar terpenting dari rukun iman yang ke enam. Rasulullah saw dalam banyak sabdanya sering mengkaitkan keimanan kepada Allah dengan keimanan akan adanya kiamat. Yang demikian agar manusia senantiasa sadar akan adanya hari dimana seluruh yang telah diperbuat akan dimintai pertanggung jawabannya, sekaligus peringatan tempat persidangan dari sebuah perjalanan panjang.

Keyakinan akan kiamat itulah yang menjadikan seseorang menghitung ulang akan untung dan ruginya  mempertahankan dunia yang dikejar. Seorang mukmin meyakini bahwa dunia ini sangat cepat kehancurannya, bayangan keindahan dunia tidak seperti warna aslinya, sebaliknya kenyataan akhirat jauh lebih dahsyat dari apa yang bisa dibayangkan oleh pikiran manusia dengan kemampuan mengindranya. Itulah yang menyebabkan kebanyakan manusia begitu bersemangat untuk mengejar dunia, meski akhirnya kekecewaan yang ia peroleh lebih banyak dari rasa senangnya. Sebaliknya semangat dan rasa ingin tahu tentang akhirat begitu terbatas karena kemampuan mengindranya yang juga sangat terbatas.

Bukankah seringkali manusia cepat berputus asa karena sulitnya penghidupan mereka ? Lalu berburuk sangka dengan ketentuan dan ketetapan takdir atasnya ? Sebaliknya, terkadang manusia mudah berbangga dan menyandarkan kemuliaan hidupnya pada harta dan nilai-nilai dunia semata. Hal yang bersifat nyata lebih diutamakan ketimbang yang bersifat ghaib, akibatnya manusia yang mudah terserang berbagai penyakit hati yang mematikan baik pada saat diberi kenikmatan maupun musibah dan ujian dari Allah swt. Rasulullah saw bersabda, "Celakalah budak dinar dan celakalah budak dirham, celaka dan sungguh ia akan celaka, jika ia terkena duri niscaya ia tidak akan sanggup untuk mencabutnya." (HR Bukhari No. 2750)  (Maksudnya, jika budak dinar itu tertimpa musibah sedikit saja maka hal itu sudah cukup membuat dia bingung dan merasa paling celaka dan sengsara, mudah berburuk sangka kepada Allah swt dan mudah menyalahkan manusia lain)

Firman Allah swt :
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu memuliakannya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata : Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka ia berkata : Tuhanku menghinaku." (QS. Al Fajr : 15-16)

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang lalai." (QS. Al A'raf : 179)

Pengetahuan tentang kiamat merupakan suatu yang dirahasiakan oleh Allah swt, yang tidak diperlihatkan kepada siapapun, baik nabi maupun malaikat. Tidak seorangpun yang mengetahuinya secara pasti selain Allah. Allah swt hanya memberikan tanda akan dekatnya kedatangan hari kiamat, yang kesemuanya diceritakan secara terperinci melalui lisan Rasulullah saw. Ketika beliau menceritakan beberapa perkara berkaitan dengan hari kiamat, maka banyak di antara sahabat yang bertanya tentang kiamat secara pasti, kapankah ia akan terjadi ? Menyikapi pertanyaan-pertanyaan seperti ini, maka beliau menjelaskan bahwa yang ditanya tidak lebih mengerti dari yang bertanya. Kepada mereka Rasulullah saw menjelaskan bahwa kejadian kiamat adalah sesuatu yang bersifat ghaib, tidak seorangpun yang mengetahuinya selain Allah swt.

Firman Allah swt :
"Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat : Bilakah terjadinya? Katakanlah : Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah : Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al A'raf : 187)

Dalam sebuah riwayat disebutkan dari Ibnu Mas'ud bahwasanya Rasulullah saw bersabda : "Saya berjumpa Ibrahim, Musa dan Isa ketika saya diisra'kan. Beliau bersabda : Mereka membicarakan masalah kiamat. Mereka menyerahkan masalahnya kepada Ibrahim, lalu beliau menjawab, Saya tidak mengerti. Kemudian mereka menyerahkan kepada Musa. Beliau menjawab, Saya tidak mengerti. Kemudian dikembalikan kepada Isa, maka beliau menjawab, Adapun kepastiannya, maka tidak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah, dan Rabbku memperlihatkan bahwa Dajjal akan keluar. Beliau berkata, Dan saya membawa dua potong dahan, maka jika dia melihatku, dia akan hancur seperti timah. Rasulullah saw bersabda : Maka Allah akan membinasakannya." (HR. Ahmad : 5/289 No. 3557, Ibnu Majah : 2/1365)

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata : Dan sungguh telah berdusta secara terang-terangan bagi orang yang menduga pada saat ini bahwa dirinya mengetahui kiamat. Hal ini disebabkan dia belum puas dengan penjelasan Rasulullah saw tentang kapan terjadinya hari kiamat.

Minggu, 09 Mei 2010

Kesombongan Wanita


Keagungan itu adalah pakaian-Nya, Sombong itu adalah jubah-Nya. Tidak ada seorang pun yang berhak memakainya kecuali Dia. Apabila ingin selamat dari neraka, tanggalkanlah keduanya.

Rendah hati, lembut, tenang dalam menghadapi masalah merupakan ciri wanita yang mulia, hikmah, cinta, wibawa, damai dan kedudukan yang tinggi merupakan buah dari tawadhu. Apakah yang pantas untuk disombongkan dari diri ini, merasa paling cantik, kaya dan awet muda serta segala yang ada di dunia ini semua itu hanya sementara, merupakan titipan-Nya dan milik-Nya.

Dengan merasa lebih daripada yang lain dalam segala hal, itu tanda bahwa ingin selalu dipuji dan dihargai, itu juga berarti meremehkan orang lain, padahal belum tentu mereka lebih buruk daripada diri sendiri atau belum tentu lebih baik daripada mereka.

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak memandang pada bentuk rupamu, dan tidak pula memandang pula kekayaanmu, tetapi Allah memandang (menghargai) pada hatimu."

Dengan akhlak yang baik lebih harum daripada parfum apapun, dengan kelembutan lebih lembut daripada segumpal salju. Jagalah kecantikan itu dengan keimanan, keikhlasan dan dengan harga diri maka akan menjadi seorang muslimah mulia. Manusia tidak pantas berlaku sombong. Wanita mulia senantiasa berlaku sopan, mengalah dan menghargai setiap insan dan merendahkan dirinya dihadapan Allah swt.

Firman Allah :
"Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (karena sombong dan merasa lebih hebat), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman : 18)

Katakan dengan tegas bahwa setiap ayat Allah adalah satu kebenaran yang mutlak.

Kamis, 29 April 2010

Sebab-sebab Siksa Kubur


Siksa Kubur yang menimpa orang-orang kafir, musyrik, murtad, munafik dan fasik, tidaklah terjadi dengan sendirinya. Siksa Kubur hanyalah balasan sementara atas berbagai ucapan dan perbuatan jahat yang dilakukan oleh seorang hamba. Balasan berupa siksa yang sangat pedih tersebut merupakan sebuah bentuk keadilan dari Allah swt terhadap prilaku seorang hamba semasa hidup di dunia. Dalam ayat-ayat Al Qur'an dan hadits-hadits yang shahih dijelaskan berbagai jenis perbuatan yang menyebabkan seorang hamba terkena siksa kubur.

Perbuatan-perbuatan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Syirik dan Kufur.

Firman Allah swt :
"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata, Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata, Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) : Keluarlah nyawamu ! Pada hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS. Al-An'am : 93)

2. Berkata dusta dan menyebarluaskan berita dusta.

Rasulullah saw menjelaskan bahwa beliau bermimpi dibawa oleh dua malaikat untuk menyaksikan suasana alam kubur.
Sabda Rasulullah saw : "Kami pun berangkat, dan menemui seorang lelaki yang sedang berbaring. Tiba-tiba ada lelaki lain yang membawa jangkar besi. Ternyata ia mendekati salah satu pipinya dan membelah sudut mulut hingga ke belakang kepalanya, juga kedua matanya hingga ke belakang kepalanya. Lalu ia membelahnya menjadi dua. Kemudian ia menghadap ke bagian pipi sebelahnya dan memperlakukannya seperti pipi sebelumnya. Belum selesai ia melakukan perbuatannya itu, pipi yang pertama sudah pulih seperti sediakala. kemudian ia mengulangi perbuatannya itu." 

Setelah perjalanan bersama kedua malaikat itu selesai, keduanya menerangkan maksud pemandangan yang dilihat oleh Rasulullah saw. Kedua malaikat itu menjelaskan kepada beliau, "Adapun orang yang ujung mulutnya dibelah hingga ke kepala bagian belakang, dan dari matanya dibelah hingga ke kepala bagian belakang, adalah seorang laki-laki yang keluar dari rumah dengan menyampaikan kedustaan lalu disebarkan hingga mencapai berbagai penjuru tempat." (HR. Bukhari No. 6525)

3. Meninggalkan Shalat dan Hafalan Al-Qur'an.

Rasulullah saw bersabda : "Akupun berangkat bersama mereka berdua (malaikat). Tiba-tiba kami menemui orang yang sedang berbaring. Tiba-tiba pula ada orang lain yang berdiri di mukanya dengan membawa batu besar. Batu itu dihantamkan ke kepala orang tersebut, lalu menggelindinglah batu itu hingga terjatuh. Lalu ia mengambil batu itu, namun tidaklah dia mendatanginya, sehingga kepalanya utuh seperti semula. barulah ia mengulangi lagi perbuatannya seperti pertama."

Rasulullah saw melanjutkan : "Aku bertanya kepada mereka berdua, Subhanallah, apa arti semua ini?"

Di akhir perjalanan, kedua malaikat itu menerangkan kepada Rasulullah saw tentang berbagai ha aneh yang beliau lihat. Kedua malaikat itu menjawab, "Kami akan memberitahukanmu. Adapun lelaki pertama yang kita temui sedang dipecahkan kepalanya dengan batu, adalah orang yang mempelajari Al Qur'an kemudian ia menolak Al Qur'an dan ia juga orang yang meninggalkan shalat wajib." (HR Bukhari No. 6525)

4. Makan Riba.

Rasulullah saw bersabda : "Kami pun kembali berangkat hingga kami menjumpai sebuah sungai. Warna airnya merah seperti darah. Ternyata dalam sungai itu terdapat seorang lelaki yang sedang berenang. Tiba-tiba ada seorang lelaki lain di tepi sungai, dengan membawa batu dalam jumlah banyak. Ketika lelaki pertama sedang berenang, segera didatangi oleh lelaki yang membawa batu-batuan tadi, ia membuka mulutnya dan menjejalinya dengan satu batu, lalu lelaki itu kembali berenang, kemudian kembali lagi. Setiap kali ia kembali, iapun dijejali lagi dengan batu."

Di akhir perjalanan, kedua malaikat itu menerangkan kepada Rasulullah saw tentang hal tersebut : "Adapun orang yang berenang di sungai darah dan setiap kali ia menepi, mulutnya dijejali dengan batu, adalah orang yang memakan harta riba." (HR Bukhari No. 6525)

5. Melakukan Perbuatan Zina.

Rasulullah saw bersabda : "Maka kami pun kembali berangkat, hingga kami menjumpai tungku api. Di dalamnya terdapat keributan dan suara keras. Kami melongok ke dalam, ternyata terdapat kaum lelaki dan wanita telanjang. Tiba-tiba datanglah luapan api dari arah bawah mereka. Ketika api mendekati mereka, mereka berteriak keras."

Di akhir perjalanan, kedua malaikat itu menerangkan, "Adapun kaum laki-laki dan wanita yang berada di atas tungku api adalah kaum laki-laki dan perempuan yang berzina." (HR Bukhari No. 6525)

6. Mengadu domba dan tidak bersuci sehabis buang air kecil.

Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata, "Suatu kali Nabi Muhammad saw berjalan melewati tembok kota Madinah, maka beliau mendengan suara dua orang yang disiksa di alam kubur. Beliau lantas bersabda, kedua orang mayat ini tengah diadzab. Keduanya diadzab bukan karena melakukan sebuah dosa yang besar (menurut pandangan mereka). namun memang keduanya adalah dosa besar (menurut Allah). Salah satu dari keduanya tidak bersuci setelah kencing, sedang orang yang satu lagi sering mengadu domba." (HR Bukhari No. 5595 dan Muslim No. 439)

7. Ghibah.

Ghibah adalah menggunjing dan membicarakan keburukan orang lain, di saat orang tersebut tidak berada di hadapannya.

Dari Abu Bakrah, ia berkata, "Nabi Muhammad saw melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda, Kedua orang mayat ini tengah diadzab. Keduanya diadzab bukan karena melakukan sebuah dosa yang besar (menurut pandangan mereka). Salah satu dari keduanya karena tidak menutupi dirinya atau tidak bersuci saat kencing, sedang orang yang satu lagi diadzab karena sering menggunjing." (HR Ibnu Majjah No. 343, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' As-Shaghir No. 2441)

8. Hutang yang tidak dibayarkan.


Dari Jabir, ia berkata, "Ada seorang laki-laki yang meninggal, maka kami pun memandikannya, meminyakinya dengan minyak wangi, dan mengkafaninya. Kemudian kami mendatangi Rasulullah saw untuk beliau shalatkan. Maka beliau maju selangkah untuk menshalatkannya, namun kemudian berhenti dan bertanya Apakah ia mempunyai hutang? Kami menjawab 'Ya' sebanyak dua dinar. Beliau pun pulang kembali dan tidak jadi menshalatkannya.


Seorang sahabat yang bernama Abu Qatadah bersedia untuk menanggung pembayaran hutang dua dinar tersebut, maka kami datang kembali kepada Rasulullah saw untuk memberitahukan hal itu. Rasulullah saw bersabda, " Jika begitu, hutang telah dibayarkan dan jenazah tersebut tidak mempunyai tanggungan lagi." Beliau pun bersedia menshalatkan jenazah tersebut. (HR. Ahmad No. 14009, Al-Hakim No. 2306, Al-Baihaqi V/1275, Ad-Daruquthni No. 3129, Al-Bazzar dan Ath-Thayalisi. Dinyatakan shaih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib No. 1812)

9. Lalai dari Dzikir.

Firman Allah swt :
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha : 124)

Abu Sa'id Al-Khudriyi menyatakan bahwa makna 'penghidupan yang sempit' dalam ayat ini adalah himpitan kubur, yaitu kuburnya akan menyempit dan menghimpit dirinya hingga tulang-belulangnya hancur berantakan. Abu Sa'id Al-Khudriyi, Ibnu Mas'ud dan Abu Hurairah juga meriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa maksud dari 'penghidupan yang sempit adalah adzab kubur. (Tafsir Ibnu Katsir 5/323. HR. Al-Hakim No. 1354, 3396, At-Thabrani No. 9042 dan Ibnu Hibban No. 3184. Sanadnya dinyatakan kuat oleh Ibnu Katsir. Al-Hakim menyatakan shahih)

10. Meratapi Mayit.

Ratapan dapat menyebabkan datangnya siksa kubur karena ia menunjukkan ketidak sabaran dalam menerima musibah dari Allah swt. Berbeda dengan tangisan yang tidak disertai ratapan karena menunjukkan adanya kasih sayang kepada orang yang meninggal.

Dari Umar bin Khatab ra dan Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang telah mati akan disiksa karena tangisan keluarganya yang meratapi kematiannya." (HR. Bukhari No. 1221 dan Muslim No. 1536)

11. Seorang Ibu yang tidak mau menyusui bayinya tanpa alasan yang benar.

Dalam kisah hadits Abu Umamah Al-Bahili, Rasulullah bersabda, "Kemudian kedua malaikat itu mengajakku  berangkat lagi, hingga aku menemui wanita-wanita yang payudara mereka dipatuk-patuk oleh banyak ular. Aku bertanya, Kenapa dengan wanita-wanita itu? Kedua malaikat itu menjawab, Mereka adalah wanita-wanita yang tidak mau menyusui bayi-bayi mereka." (HR. Ibnu Hibban No. 7615 dan Ibnu Khuzaimah No. 1865. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib No. 1005 dan 2393 dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah 3951)

Diriwayatkan oleh : Abdur Rahman Al-Wasithy